Pada momen itu, warga sekitar bahkan sulit keluar rumah, pengendara terjebak berjam-jam, dan aktivitas ekonomi tersendat total. Kondisi ini memperlihatkan betapa lemahnya koordinasi antara pihak kampus, kepolisian, dan pemerintah daerah dalam mengelola lalu lintas di kawasan vital.
Publik Menunggu Solusi Nyata
Kemacetan di depan Universitas Jambi bukan lagi persoalan teknis, melainkan persoalan serius yang menyangkut tanggung jawab sosial sebuah institusi pendidikan terhadap masyarakat.
Solusi jangka pendek seperti pengaturan satpam jelas tidak cukup. Dibutuhkan langkah strategis: membuka akses jalan alternatif, menambah pintu keluar masuk, hingga berkoordinasi dengan Dinas
Perhubungan dan kepolisian untuk rekayasa lalu lintas profesional.
Sampai hari ini, publik masih menunggu jawaban: apakah Universitas Jambi akan terus membiarkan ribuan kendaraan tersandera setiap sore, atau berani bertindak menyelamatkan ruang publik dari kemacetan abadi?
