Faktatoday.com – Muaro Jambi, Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi mengintensifkan pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) guna memastikan pelayanan kesehatan benar-benar menjangkau hingga pelosok desa. Program ini bukan sekadar angka dalam laporan, tetapi menjadi benteng pertama melawan penyakit, stunting, dan ancaman kesehatan masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Muaro Jambi, H. Afif Udin SKM, MKM., menegaskan bahwa dana BOK diarahkan penuh untuk kegiatan promotif dan preventif. Mulai dari penyuluhan kesehatan, imunisasi, pencegahan stunting, pemeriksaan ibu hamil, hingga kunjungan rumah penderita TBC paru.

“Dana BOK bukan dana seremonial. Ini adalah napas bagi tenaga kesehatan di lapangan untuk melindungi masyarakat dari penyakit menular maupun tidak menular. Kami tidak main-main, setiap rupiah harus kembali dalam bentuk pelayanan nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegas Afif Udin.

Menurutnya, salah satu program prioritas adalah kunjungan rumah bagi penderita TBC paru. Petugas memastikan pasien benar-benar meminum obat secara teratur selama enam bulan penuh, sekaligus melakukan skrining bagi anggota keluarga yang berisiko tertular. Jika ditemukan kasus baru, pasien segera mendapat pengobatan; sementara anggota keluarga sehat diwajibkan mengikuti terapi pencegahan tuberkulosis.

“Bayangkan bila ada satu pasien lalai minum obat. Penularan bisa menyebar dalam lingkar keluarga bahkan ke tetangga. Karena itu kami hadir langsung, mengetuk pintu rumah warga, demi menutup celah penularan. Inilah manfaat nyata dana BOK,” ujar Afif Udin dengan nada tegas.

Selain TBC, layanan BOK juga menopang berbagai program proaktif, seperti penimbangan balita di posyandu, imunisasi di sekolah, pemeriksaan faktor risiko ibu hamil, hingga penyuluhan gizi masyarakat.

Kepala Puskesmas Unit 7 Sungai Bahar, Azuardi, menambahkan bahwa petugas kesehatan setiap hari turun ke desa untuk memberikan pelayanan menyeluruh, mulai dari Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), program Keluarga Berencana, pengendalian penyakit, hingga perbaikan gizi masyarakat.

“Kami membawahi 10 desa. Setiap hari tim turun, kadang dua orang, kadang lebih, sesuai kebutuhan. Kehadiran petugas bukan sekadar simbol, tapi bentuk tanggung jawab negara memastikan masyarakat benar-benar sehat,” ujar Azuardi.

Dinas Kesehatan menegaskan, pemanfaatan dana BOK bukan hanya rutinitas administratif, melainkan upaya menyelamatkan masyarakat dari ancaman laten penyakit. “Kesehatan bukan pilihan, ini hak rakyat. Dan negara hadir untuk menjaganya,” pungkas Afif Udin.